Melly ingin membeli baju seharga Rp 120.000. Ternyata baju tersebut mendapat rabat sebesar 20 %. Berapakah besarnya rabat tersebut?
Jawab:
Harga baju : Rp 120.000
Rabat :
20% x 120.000
= 20/100 x 120.000 = 24.000
Jadi, rabatnya sebesar Rp.24.000
Contoh Soal 2
Sebuah Toko, memberikan diskon 5 % untuk setiap pembelian buku Matematika. Jika sebuah buku matematika memiliki harga Rp. 85.000. berapakah harga buku setelah diskon?
Jawab :
Harga buku : Rp. 85.000
Rabat :
5 % x Rp. 85.000,00
= 5/100 x 85.000 = 4.250
Harga buku setelah diberi diskon = 85.000 – 4.250 = 80.750
Jadi harga buku setelah diskon adalah Rp. 80.750
Contoh Soal 3
Rani membeli sebuah jam tangan seharga Rp. 235.000. Berapa rupiah yang harus Rani bayar jika toko memberikan diskon sebesar 25 %?
Jawab :
Harga jam : Rp. 235.000,00
Rabat : 25 % x Rp. 235.000
= 25/100 x 235.000 = 58.750
Harga jam setelah diberi diskon = Rp. 235.000 – 58.750 = Rp. 176.250
Jadi harga jam setelah diskon adalah Rp. 176.250
Contoh Soal 4
Pada akhir tahun lalu, Santi membeli Tas di sebuah toko seharga Rp. 400.000,00 . Karena diskon ia hanya membayar sebesar Rp. 360.000,00. Berapakah persentase diskon yang diberikan toko?
Jawab :
Harga Tas : Rp. 400.000,00
Harga Tas setelah diberi diskon = Rp. 360.000,00
Diskon = Rp. 400.000,00 - Rp. 360.000,00 = Rp. 40.000,00
Presentase diskon = diskon : harga awal
= Rp. 40.000,00 : Rp. 400.000,00
= 0.1
= 10/100 = 10%
Jadi presentase diskon adalah 10%
Contoh Soal 5
Aldi mendapat potongan sebesar Rp. 45.000 pada sepatu yang dibelinya. Jika, diskon yang diberikan toko sepatu adalah 15%. Berapakah harga sepatu yang dibeli Aldi sebelum didiskon?
Jawab:
Diskon = Rp.45.000,00
Presentase Diskon = 15%
Harga awal = diskon : presentase diskon
= 45.000 : 15 %
= 300.000
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal Aritmetika Sosial dan Pembahasannya
Contoh Soal 1
Alin membeli penghapus seharga Rp. 3000,00. Kemudian ia menjualnya dengan harga Rp. 3.500,00 . Tentukan apakah Alin untung/ rugi dan berapakah untung/ ruginya ?
Penyelesaian:
Dik : harga beli = Rp. 3.000,00
Harga jual = Rp. 3.500,00
Dit : untung/ rugi?
Jawab :
Harga beli < harga jual, maka Alin mengalami keuntungan
U = Hj – Hb = Rp. 3.500,00 - Rp. 3.000,00 = Rp. 500,00
Jadi, Alin mengalami keuntungan dan keuntungan yang didapat Alin adalah Rp. 500,00
Contoh Soal 2
Seorang pedagang membeli 1 kuintal beras dengan harga Rp. 850.000,00. Berapa harga jual beras per kg jika pedagang ingin mendapat keuntungan Rp. 1000,00 per kg?
Penyelesaian:
Dik : harga beli per kg = Rp. 850.000,00 : 100 = Rp. 8.500,00 / kg
Dit : harga jual?
Jawab :
Harga jual = harga beli + untung = Rp. 8.500,00 + Rp. 1000,00 = Rp. 9.500,00
Jadi , harga jual beras tersebut adalah Rp. 9.500,00
Contoh Soal 3
Mia membeli baju seharga Rp. 150.000,00. Kemudian baju itu ia jual lg dengan harga Rp. 165.000,00. Berapa persen keuntungan yang diperoleh Mia?
Penyelesaian:
Dik : Harga beli = Rp. 150.000,00
Harga jual = Rp. 165.000,00
Untung = Rp. 165.000,00 - Rp. 150.000,00 = Rp. 15.000,00
Dit : persentase keuntungan?
Jawab :
Contoh Soal 4
Seekor kambing dibeli dengan harga Rp. 700.000,00. Berapakah harga jual kambing agar memperoleh keuntungan 15 % ?
Penyelesaian:
Dik : harga beli = Rp. 700.000,00
Keuntungan = 15 % x Rp. 700.000,00 = Rp. 105.000,00
Dit : harga jual?
Jawab :
Harga jual = harga beli + untung = Rp. 700.000,00 + Rp. 105.000,00 = Rp. 805.000,00
Jadi harga jual kambing adalah Rp. 805.000,00
Contoh Soal 5
Santi menjual sepedanya seharga Rp. 525.000,00. Jika ia mendapat keuntungan 5 %, berapakah harga beli sepedanya?
Penyelesaian:
Dik : harga jual = Rp. 525.000,00
Untung = 5 % x hb
U = 5% x ( hj – u)
u = 5 % x hj – 5 % u
U + 0.05 U = 5 % x Rp. 525.000,00
1,05 U = Rp. 26.250,00
U = Rp. 25.000
Dit : harga beli?
Jawab :
Hb = Hj – U = Rp. 525.000,00 - Rp. 25.000 = Rp. 500.000,00
Jadi, harga beli sepeda adalah Rp. 500.000,00
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Hitunglah luas lingkaran yang memiliki jari-jari 15 cm !
Penyelesaiannya:
Diketahui : r = 15 cm
Ditanya : luas lingkaran?
Jawab : L = лr2 = 3,14 x 15 x 15 = 706, 5 cm2
Jadi luas lingkaran adalah 706, 5 cm2
Contoh Soal 2:
Sebuah lingkaran memiliki luas 1.386 cm2. Hitunglah jari- jari lingkaran tersebut !
Penyelesaiannya:
Diketahui : L = 1.386 cm2
Ditanya : jari- jari?
Jawab :
L = лr2
1.386 cm2 = 22/7 x r2
r2 = 1.386 cm2 x 7/22
r2 = 441 cm2
r = √441 = 21 cm
jadi, jari- jari lingkaran adalah 21 cm
Contoh Soal 3:
Ibu membuat alas gelas berbentuk lingkaran berdiameter 4 cm. alas gelas yang terbuat dari bahan perca. Tentukan luas alas gelas tersebut!
Penyelesaiannya:
Diketahui : r = 2 cm
Ditanya : luas lingkaran?
Jawab : L = лr2 = 3,14 x 2 x 2 = 12,56 cm2
Jadi luas lingkaran adalah 12,56 cm2
Contoh Soal 4:
Sebuah taman berbentuk lingkaran dengan jari-jari 14 meter akan ditanami rumput. Harga rumput adalah RP. 5000,00/ m2. Hitunglah biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli rumput!
Penyelesaiannya:
Diketahui : r = 14 m, harga rumput = RP. 5000,00/ m2.
Ditanya : biaya yang dikeluarkan?
Jawab :
Biaya yang dikeluarkan = luas taman x harga rumput
Luas taman = лr2 = 22/7 x 14 x 14 = 616 m2.
biaya yang dikeluarkan = 616 x RP. 5000,00 = Rp. 3.080.000,00
Jadi biaya yang dikeluarkan Rp. 3.080.000,00.
Contoh Soal 5:
Sebuah kolam berbentuk lingkaran memiliki jari-jari 7 meter, disekeliling taman dibuat jalan setapak dengan lebar 2 meter. Tentukan luas jalan setapak itu!
Penyelesaiannya:
Diketahui : r = 7 m, lebar jalan = 2m.
Ditanya : Luas Jalan?
Jawab :
Luas jalan = (luas jalan dan kolam)- luas kolam
Luas jalan dan kolam = Luas Lingkaran besar = лr2 = 3.14 x (7+2) x (7+2) = 254,34 m2.
Luas kolam = лr2 = 22/7 x 7 x 7 = 154 m2
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
1. Pecahan Biasa
Pecahan biasa adalah pecahan yang pembilang dan penyebutnya berupa bilangan bulat. Contohnya:
1/3, 2/7, 3/4, dsb.
2. Pecahan Murni
Suatu pecahan bisa disebut sebagai pecahan murni apabila pembilang dan penyebutnya berupa bilangan bulat dan nilai pembilangnya lebih kecil dari penyebut. Contohnya:
1/8, 2/10, 3/16, dsb.
3. Pecahan Campuran
Pecahan ini merupakan kombinasi dari bagian bilangan bulat dan bagian pecahan murni, contohnya:
4. Pecahan Desimal
Merupakan pecahan yang penyebutnya adalah 10, 100, 1000, dst. Yang kemudian dinyatakan dengan tanda koma. Contohnya:
4/10 = 0,4
56/100 = 5,6
3500/1000 = 3,5
5. Persen atau Perseratus
Pecahan yang penyebutnya adalah 100 dan dinyatakan dengan lambang %, contohnya:
7% = 7/100
20% = 20/100
75% = 75/100
6. Permil atau Perseribu
Pecahan yang penyebutnya adalah 1000 dan dinyatakan dengan lambang %%, contohnya:
5%% = 5/1000
14%% = 14/1000
102%% = 102/1000
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Sebuah bangun berbentuk layang-layang dengan panjang diagonal 1(d1) berukuran 18 cm dan diagonal 2 (d2) berukuran 16 cm. Tentukan luas bangun tersebut !
Penyelesaiannya:
Diketahui: diagonal 1 (d1) = 18 cm
Diagonal 2 (d2) = 16 cm
Ditanya : luas (L)
Jawab :
Jadi luas bangun tersebut adalah cm2
Contoh Soal 2:
Layang-layang memiliki luas 280 cm2 dan salah satu diagonalnya berukuran 20 cm. Tentukan ukuran diagonal yang lain!
Penyelesaiannya:
Diketahui: diagonal 1 (d1) = 20 cm
luas (L) = 280 cm2
Ditanya : Diagonal 2 (d2)
Jawab :
Jadi panjang diagonal yang lainnya adalah 14 cm
Contoh Soal 3:
Deni akan membuat layang-layang. Dua potong bambu yang Deni pakai berukuran 30 cm dan 22 cm. Apabila layangan sudah jadi, berapakah luasnya?
Penyelesaiannya:
Diketahui: diagonal 1 (d1) = 30 cm
Diagonal 2 (d2) = 22 cm
Ditanya : luas (L)
Jawab :
Jadi luas layang-layang tersebut adalah cm2
Contoh Soal 4:
Aldo memiliki kertas berukuran 60 cm x 100 cm. Kertas itu ia gunakan untuk membuat 6 buah layang-layang yang berukuran 36 cm x 40 cm. Berapa luas kertas yang tersisa?
Penyelesaiannya:
Diketahui: ukuran kertas = 60 cm x 100 cm
diagonal 1 (d1) = 36 cm
Diagonal 2 (d2) = 40 cm
Ditanya : luas kertas tersisa (L)
Jawab :
Luas kertas = 60 x 100 = 6000 cm2
Luas layang –layang =
Kertas terpakai = 6 x 720 = 4320 cm2
Kertas tersisa = 6000 cm2 - 4320 cm2 = 1680 cm2
Jadi luas kertasa yang tersisa adalah 1680 cm2
Contoh Soal 5:
Di rumah Mira terdapat hiasan dinding berbentuk layang-layang dengan ukuran luas 420 cm2. Jika salah satu diagonalnya berukuran 28 cm tentukanlah ukuran diagonal yang lainnya!
Penyelesaiannya:
Diketahui: diagonal 1 (d1) = 28 cm
luas (L) = 420 cm2
Ditanya : Diagonal 2 (d2)
Jawab :
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Pertama-tama kalian harus memperhatikan gambar limas segitiga sama sisi (bidang empat beraturan) T.ABC berikut ini:
Bila diperhatikan, pada bangun ruang di atas terdapat empat buah segitiga sama sisi yang luasnya tentu saja sama. Segitiga sama sisi itu adalah ΔABC, ΔBCT, ΔACT, dan ΔABT. Rumus mudah dan cepat untuk menghitung lkuas segitiga sama sisi tersebut adalah:
L.Δ = ¼s2√3
Ada empat permukaan bidang empat (limas segitiga sama sisi) dengan luas yang sama pada gambar di atas, maka:
L = 4 × L.Δ
L = 4 × ¼s2√3
L = s2√3
Jadi, rumus untuk mencari volume (V) bidang empat beraturan yang memiliki panjang rusuk (s) adalah:
Contoh Soal 1:
Diketahui sebuah bidang empat beraturan mempunyai panjang rusuk 8 cm. Berapakah luas permukaan bidang empat beraturan tersebut?
Penyelesaiannya:
L = s2√3
V = (8 cm)2√3
V = 64√3 cm2
Jadi, luas permukaan bidang empat beraturan tersebut adalah 64√3 cm2
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Sebuah kubus memiliki panjang rusuk 6 cm. Tentukanlah volume kubus tersebut!
Penyelesaiannya:
Diketahui : rusuk kubus (r) = 6 cm
Ditanya : volume (v)
Jawab :
V = r x r x r = 6 x 6 x 6 = 216 cm3
Jadi volume kubus tersebut adalah 216 cm3
Contoh Soal 2:
Andi akan mengirim paket berupa 125 souvenir yang dikemas dalam kotak berbentuk kubus berukuran 4 cm. Sebelum dikirim, souvenir tesebut dimasukan kedalam kardus besar yang berbentuk kubus hingga kardus terisi penuh. Berapakah ukuran panjang kotak kardus yang digunakan Andi?
Penyelesaiannya:
Diketahui : Jumlah kotak obat = 125
Rusuk kotak souvenir = 4 cm
Ditanya = panjang rusuk (r)
Jawab : agar semua souvenir dapat masuk ke kardus, souvenir harus disusun sedemikian sehingga menyerupai bentuk kardus besar dengan susunan satuan kubus kecil tertentu.
Jadi ukuran panjang kardus adalah 20 cm
Contoh Soal 3:
Kamar mandi Wira memiliki bak berbentuk kubus dengan kedalaman 1 meter. Bak tersebut diisi air hingga penuh. Berapa liter air yang mengisi bak mandi Wira?
Penyelesaiannya:
Diketahui : rusuk kubus (r) = 1 meter
Ditanya : volume (v)
Jawab : V = r x r x r = 1 x 1 x 1 = 1 m3 = 1000 dm3 = 1000 liter
Jadi banyak air yang mengisi bak mandi Wira adalah 1000 liter
Contoh Soal 4:
Sandri memiliki mainan berbentuk kubus, ia menyusun kubus mainannya menjadi kubus yang berukuran lebih besar. Panjang sisi kubus besar yang dibuat Sandri adalah 4 buah kubus mainan. Berapa jumlah kubus yang digunakan Sandri untuk membuat kubus besar?
Penyelesaiannya:
Diketahui : rusuk kubus (r) = 4 satuan
Ditanya : banyak kubus mainan yang dibutuhkan = volume kubus (v)
Jawab : V = r x r x r = 4 x 4 x 4 = 64 satuan
Jadi banyak kubus yang digunakan Sandri adalah 64 kubus
Contoh Soal 5:
Sebuah aquarium berbentuk kubus memiliki volume 343 liter. Berapa cm tinggi aquarim tersebut?
Penyelesaiannya:
Diketahui : volume kubus (v) = 343 liter = 343 dm3
Ditanya : tinggi aquarium = rusuk (r)
Jawab :
Jadi tinggi aquarium adalah 70 cm.
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Sebuah prisma memiliki alas berbentuk segitiga yang memiliki tinggi 15 cm dan sisi alasnya 12 cm. Prisma tersebut memiliki tinggi 80 cm. Berapa Volume prisma tersebut?
Penyelesaianya:
Diketahui : Tinggi prisma (tp) = 80 cm
Tinggi segitiga (t) = 15 cm
Alas segitiga (a) = 40 cm
Ditanya : volume prisma (v)
Jawab :
Jadi volume bangun tersebut adalah 24000 cm3
Contoh Soal 2:
Perhatikan gambar bangun dibawah ini:
AB = 24 cm, TC =9 cm, AD = 54 cm
Tentukanlah Volume bangun tersebut !
Penyelesaianya:
Diketahui : Tinggi prisma (tp) = 54 cm
Tinggi segitiga (t) = 9 cm
Alas segitiga (a) = 24 cm
Ditanya : volume prisma (v)
Jawab :
Jadi volume bangun tersebut adalah 5832 cm3
Contoh Soal 3:
Tentukanlah volume prisma yang memiliki tinggi 20 cm dan alas berbentuk segitiga siku-siku dengan sisi yang saling tegak lurus berukuran 6 cm dan 8 cm!
Penyelesaianya:
Diketahui : Tinggi prisma (tp) = 20 cm
Tinggi segitiga (t) = 8 cm
Alas segitiga (a) = 6 cm
Ditanya : volume prisma (v)
Jawab :
Contoh Soal 4:
Sebuah prisma tegak memiliki volume 1440 cm3. Alas prisma berebentuk segitiga dengan alas 5 cm dan tinggi 12 cm. Berapa tinggi prisma tersebut?
Penyelesaianya:
Diketahui : volume prisma (v) = 1440 cm3
Tinggi segitiga (t) = 12 cm
Alas segitiga (a) = 5 cm
Ditanya : Tinggi prisma (tp)
Jawab :
Jadi tinggi bangun tersebut adalah 48 cm
Contoh Soal 5:
Sebuah prisma tegak segitiga memilikii volume 165 cm3 dan tinggi 11 cm. Tentukanlah luas alas segitiga tersebut!
Penyelesaianya:
Diketahui : volume prisma (v) = 165 cm3
Tinggi prisma (tp) = 11 cm
Ditanya : Luas segitiga (L)
Jawab :
Jadi Luas Alas bangun tersebut adalah 15 cm2
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Sekolah Mira memiliki ruang aula yang berukuran panjang 27 m dan lebar 20 m. Berapa keliling aula tersebut?
Penyelesaianya:
Diketahui : Panjang (p) = 27 m
Lebar (l) = 20 m
Ditanya : keliling (K)
Jawab :
K=2 ×(p+l)=2 ×(27+20)=94 m
Jadi keliling aula tersebut adalah 94 m
Contoh Soal 2:
Pak Soni memilki kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 60 m dan lebar 42 m. disekeliling kebun ditanami pohon pepaya yang berjarak 3 m antara yang satu dan yang lainnya. Berapa jumlah pohon papaya yang mengelilingi kebun Pak Soni?
Penyelesaianya:
Diketahui : Panjang (p) = 60 m
Lebar (l) = 42 m
Jarak pohon= 3m
Ditanya : Jumlah pohon pepaya ?
Jawab :
K=2 ×(p+l)=2 ×(60+42)=204 m
Banyak pohon = 204 : 3 = 68
Jadi jumlah pohon papaya yang mengelilingi kebun Pak Soni ada 68 buah
Contoh Soal 3:
Diketahui sebuah persegi panjang memiliki keliling 34 cm dan panjang 11 cm. Tentukan lebar persegi panjang tersebut!
Penyelesaianya:
Diketahui : Panjang (p) = 11 cm
Keliling (K) = 34 cm
Ditanya : Lebar (l)
Jawab :
Jadi lebar persegi panjang tersebut adalah 6 cm
Contoh Soal 4:
Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 12 m dan lebar 7 m. Berapakah keliling taman tersebut?
Penyelesaianya:
Diketahui : Panjang (p) = 12 m
Lebar (l) = 7 m
Ditanya : keliling (K)
Jawab :
K=2 ×(p+l)=2 ×(12+7)=38 m
Jadi keliling aula tersebut adalah 38 m
Contoh Soal 5:
Sebuah meja berbentuk persegi panjang dengan keliling 4 meter. Jika lebar meja tersebut adalah 50 cm, tentukanlah panjangnya!
Penyelesaianya:
Diketahui : Lebar (l) = 50 cm
Keliling (K) = 4 meter = 400 cm
Ditanya : Panjang (p)
Jawab :
Jadi panjang persegi panjang tersebut adalah 150 cm
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Jarak rumah Rio dengan sekolah adalah 300 m, jika ia meengendarai sepeda ke sekolah ia akan tiba dalam waktu 3 menit. Berapa kecepatan sepeda yang dikendarai Rio?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak (s) = 300 m
Waktu (t) = 3 menit
Ditanya : Kecepatan (v)
Jawab :
Jadi kecepatan sepeda yang dikendarai Rio adalah 100 meter/ menit
Contoh Soal 2:
Sebuah sepeda motor mampu menempuh jarak 160 km dalam waktu dalam waktu 4 jam. Berapakah kecepatan sepeda motor tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak (s) = 160 km
Waktu (t) = 4 jam
Ditanya : Kecepatan (v)
Jawab :
Jadi kecepatan sepeda motor adalah 40 km/jam
Contoh Soal 3:
Ayah mengendarai mobil ke rumah nenek yang berjarak 30 km dari rumah, ayah berangkat pada pukul 10.00 pagi. Jika ayah mengendarai mobil dengan kecepatan 45 km/ jam, pada pukul berapa ayah tiba di rumah nenek?
Penyelesaian:
Diketahui : Jarak (s) = 30 km
Kecepatan (v) = 45 km/jam
Ditanya : Waktu (t) = 4 jam
Jawab :
Jadi ayah tiba di rumah nenek pada pukul 10.40 .
Contoh Soal 4:
Badu bersepeda dari rumah ke pasar dengan kecepatan 130 meter/menit. Ia tiba dipasar dalam waktu 15 menit. Berapa meter jarak rumah badu dari pasar?
Penyelesaian:
Diketahui : Waktu (t) = 15 menit
kecepatan (v) = 130 meter/menit
Ditanya : Jarak (s)
Jawab :
s = v x w = 130 meter/menit x 15 menit = 1950 meter
Jadi jarak rumah badu dari pasar adalah 1950 meter.
Contoh Soal 5:
Bus A melaju dengan kecepatan 60 km/ jam. Bus B melaju dengan kecepatan 25 meter/ detik. Bus manakah yang lebih cepat?
Penyelesaian:
Diketahui : Kecepatan bus A (v) = 60 km/ jam
Kecepatan bus B (v) = 25 meter/detik
Ditanya : Bus yang lebih cepat
Jawab :
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Sebuah pipa mampu mengalirakan air sebanyak 216 liter air dalam waktu 10 menit. Berapa cm3/ detik debit aliran pipa air tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : Volume (v) = 216 liter = 216.000 cm3
Waktu (t) = 10 menit = 10 x 60 = 600 detik
Ditanya : Debit (Q)
Jawab :
Jadi debit aliran pipa air adalah 360 cm3 detik
Contoh Soal 2:
Kolam yang memiliki volume 36 m3 diisi dengan air, menggunakan selang. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisinya hingga penuh adalah 5 jam. Berapa liter/detik debit air yang keluar dari selang tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : Volume (v) = 36 m3 = 36.000 dm3= 36.000 liter
Waktu (t) = 3 jam = 5 x 3600 = 18.000 detik
Ditanya : Debit (Q)
Jawab :
Jadi debit air yang keluar dari selang adalah 2 liter/detik
Contoh Soal 3:
Terdapat sebuah air terjun yang memiliki debit air sebesar 50 m3/detik. Berapa banyak air yang mampu dipindahkan air terjun tersebut dalam waktu 2 menit?
Penyelesaian:
Diketahui : Debit (Q) = 50 m3/detik
Waktu (t) = 2 menit = 120 detik
Ditanya : Volume (v)
Jawab : V = Q x t = 50 m3/detik x 120 detik = 6000 m3
Jadi banyak air yang mampu dipindahkan air terjun selama 2 menit adalah 6000 m3
Contoh Soal 4:
Sebuah tangki memiliki volume 5000 liter. Tangki tersebut akan diisi penuh oleh minyak tanah dengan menggunakan selang dengan debit aliran 2,5 liter/detik. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tangki hingga penuh?
Penyelesaian:
Diketahui : Volume (v) =5000 liter
Debit (Q) = 2,5 liter/detik.
Ditanya : Waktu (t)
Jawab :
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengisi tangki hingga penuh adalah 33 menit 20 detik.
Contoh Soal 5:
Bayu memiliki bak dengan ukuran panjang 90 , lebarnya 70 cm dan tinggi 80 cm. Bak tersebut diisi air dari kran. Air keran mampu mengisi bak hingga penuh selama 20 menit. Berapa liter/ menit debit air yang mengalir dari kran tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui :
Panjang bak (p) = 90 cm, lebar bak (l) = 70 cm, dan tinggi (t) = 80 cm
Volume bak = p x l x t = 90 cm x 70 cm x 80 cm = 504.000 cm3 = 504 liter
Waktu (t) = 20 menit = 1200 detik
Ditanya : Debit (Q)
Jawab :
Jadi debit air yang mengalir dari kran tersebut adalah 0,42 liter/ detik
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Kota A dan Kota B memiliki jarak 800 km. Pada peta jarak kedua kota tersebut adalah 16 cm. berapa skala yang digunakan peta itu?
Penyelesaian:
Diketahui : jarak sebenarnya = 800 km = 80.000.000 cm
jarak pada peta = 16 cm
Ditanya : Skala
Jawab :
Jadi skala yang digunakan peta itu adalah 1: 5000.000.
Contoh Soal 2:
Hadi menggambar sebuah denah dibukunya. Skala yang ia gunakan adalah 1: 20.000. Jika jarak dua tempat sesungguhnya adalah 400 meter. Berapa jarak kedua tempat tersebut dalam denah?
Penyelesaian:
Diketahui : jarak sebenarnya = 400 m =40.000 cm
Skala = 1 : 200
Ditanya : jarak pada peta
Jawab :
Jadi jarak kedua tempat tersebut dalam denah adalah 2 cm.
Contoh Soal 3:
Diketahui peta berskala 1 : 1.800.000. Jarak dua tempat dalam peta adalah 3 cm. Berapa jarak sebenarnya kedua tempat tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : pada peta = 3 cm
Skala = 1 : 1.800.000
Ditanya : jarak sebenarnya
Jawab :
Jadi panjang sungai sesungguhnya 54 km.
Contoh Soal 4:
Jarak rumah Ali dan rumah Mita adalah 12 km. Jika dalam suatu denah rumah mereka berjarak 2 cm. berapakah skala yang digunakan denah tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : jarak sebenarnya = 12 km = 1.200.000 cm
jarak pada peta = 2 cm
Ditanya : Skala
Jawab :
Contoh Soal 5:
Suatu peta dibuat dengan skala 1 cm mewakili 12 km. Jika panjang sungai dalam peta adalah 7 cm. Berapakah panjang sungai sesungguhnya?
Penyelesaian:
Diketahui : pada peta = 7 cm
Skala = 1: 1200.000
Ditanya : jarak sebenarnya
Jawab :
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Kota A dan Kota B memiliki jarak 800 km. Pada peta jarak kedua kota tersebut adalah 16 cm. berapa skala yang digunakan peta itu?
Penyelesaian:
Diketahui : jarak sebenarnya = 800 km = 80.000.000 cm
jarak pada peta = 16 cm
Ditanya : Skala
Jawab :
Contoh Soal 2:
Hadi menggambar sebuah denah dibukunya. Skala yang ia gunakan adalah 1: 20.000. Jika jarak dua tempat sesungguhnya adalah 400 meter. Berapa jarak kedua tempat tersebut dalam denah?
Penyelesaian:
Diketahui : jarak sebenarnya = 400 m =40.000 cm
Skala = 1 : 200
Ditanya : jarak pada peta
Jawab :
Contoh Soal 3:
Diketahui peta berskala 1 : 1.800.000. Jarak dua tempat dalam peta adalah 3 cm. Berapa jarak sebenarnya kedua tempat tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : pada peta = 3 cm
Skala = 1 : 1.800.000
Ditanya : jarak sebenarnya
Jawab :
Contoh Soal 4:
Jarak rumah Ali dan rumah Mita adalah 12 km. Jika dalam suatu denah rumah mereka berjarak 2 cm. berapakah skala yang digunakan denah tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : jarak sebenarnya = 12 km = 1.200.000 cm
jarak pada peta = 2 cm
Ditanya : Skala
Jawab :
Contoh Soal 5:
Suatu peta dibuat dengan skala 1 cm mewakili 12 km. Jika panjang sungai dalam peta adalah 7 cm. Berapakah panjang sungai sesungguhnya?
Penyelesaian:
Diketahui : pada peta = 7 cm
Skala = 1: 1200.000
Ditanya : jarak sebenarnya
Jawab :
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal 1:
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Pada garis bilangan di atas kita dapat melihat bahwa semakin ke kanan bilangannya akan menjadi semakin besar. Bilangan yang letaknya disebelah kanan akan selalu lebih besar dari bilangan yang ada di sebelah kirinya. Nah itulah cara mendasar yang harus kalian pahami mengenai letak dari suatu bilangan pada garis bilangan.
Mengurutkan Dan Membandingkan Dua Bilangan
Sekarang setelah kalian mengetahui cara mengurut dan letak bilangan pada garis bilangan, maka sekarang kita lanjutkan dengan materi mengenai cara membandingkan antara satu bilangan dengan bilangan lainnya.
Membandingkan bilangan-bilangan yang ada pada garis bilangan apakah lebih kecil atau lebih besar dari bilangan yang lainnya. Seperti telah dijelaskan diatas bahwa ketika menuliskan bilangan pada garis bilangan posisinya haruslah berurutan dari yang kecil ke bilangan yang lebih besar. Bilangan yang letaknya disebelah kiri akan lebih kecil daripada bilangan yang ada di sebelah kanannya. Sehingga bilangan yang disebelah kiri nilainya "Kurang Dari" bilangan yang ada di sebelah kanan. Sementara itu bilangan yang ada di sebelah kanan nilainya "Lebih Dari" bilangan yang ada di sebelah kirinya.
Amati contoh berikut ini:
Pada garis bilangan di atas 32 nilainya "kurang dari" 33 karena posisi 32 disebelah kiri dari 33 atau bisa dituliskan menjadi 32 < 33 (32 kurang/lebih kecil dari 33)
Sementara itu, 39 nilainya "lebih dari" 38 karena bilangan 39 letaknya disebelah kanan dari 38 atau bisa ditulis menjadi 39 > 38 (39 lebih besar dari 38)
Menentukan Bilangan Yang Terletak Diantara Dua Bilangan
Gilang, Amir, dan Wayan merupakan anggota tim bola basket. Di dalam sebuah turnamen, Amir dan wayan datang lebih awal. Mereka masing-masing mendapatan nomor punggung 54 dan 56. Gilang memperoleh nomor punggung sebelum Wayan dan setelah Amir. Berapakah nomor punggung yng diperoleh Gilang?
Soal di atas bisa kita selesaikan dengan menggunakan garis bilangan seperti berikut ini:
Dari garis bilangan di atas bisa diketahui bahwasannya bilangan yang posisinya setelah 54 dan sebelum 56 adalah 55, maka nomor punggung yajng diperoleh Gilang adalah 55.
Menaksir Bilangan yang Ditentukan Letaknya pada Garis Bilangan
Coba kalian tentukan bilangan apa saja yang mengisi posisi a, b, dan c pada garis bilangan di bawah ini:
Pola pada Barisan Bilangan
Barisan bilangan memiliki pola-pola tersendiri contohya:
Bilangan asli = 1, 2, 3, 4, 5, 6, ...
Bilangan ganjil = 1, 3, 5, 7, 9, 11 ...
Bilangan genap = 2, 4, 6, 8, 10, 12, ...
Setiap bilangan yang ada pada barisan bilangan disebut sebagai suku barisan.
Suku ke-1 pada bilangan asli adalah 1
Suku ke-1 pada bilangan ganjil adalah 1
Suku ke-1 pada bilangan genap adalah 2
Suku ke-2 pada bilangan asli adalah 2
Suku ke-2 pada bilangan ganjil adalah 3
Suku ke-2 pada bilangan genap adalah 4
Nilai selisih pada barisan bilangan tersebut berbeda-beda maka memiliki rumus tersendiri untuk menentukan sukunya.
Karena selisih pada barisan bilangan asli adalah 1 pada setiap sukunya, maka rumus untuk menentukan suku berikutnya adalah ditambah dengan 1.
Misalkan suku ke-5 = suku ke-4 + 1 = 4 + 1 = 5
Karena selisih pada barisan bilangan ganjil adalah 2 pada setiap sukunya, maka rumus untuk menentukan suku berikutnya adalah ditambah dengan 2.
Misalkan suku ke-6 = suku ke-5 + 2 = 9 = 2 = 11
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Bilangan jam adalah sebuah konsep perhitungan yang didasarkan kepada bilangan atau angka-angka yang diletakkan pada sebuah jam dengan aturan tertentu. Jika pada umumnya kita melihat angka pada sebuah jam berjumlah 12 dimulai dari angka 1 sampai dengan 12 maka pada bilangan jam jumlah angkanya berbeda-beda bergantung pada bentuk bilangan dari jam tersebut. Angkanya pun tidak dimulai dari 1 (satu) melainkan dimulai dari 0 (nol). Untuk lebih jelasnya coba perhatikan gambar tiga buah jam berikut ini:
Dari ketiga gambar jam di atas, kita dapat melihat bahwa pada jam empatan, hanya terdapat empat buah angka dimana angka terendah adalah 0 dan angka tertinggi adalah 3, sehingga anggota himpunan pada jam empatan adalah {0, 1, 2, 3).
Kemudian pada jam enaman, ada enam buah dimulai dari angka 0 dan berakhir di angka 5. Artinya, anggota himpunan pada jam enaman adalah {0, 1, 2, 3, 4, 5}.
Lalu pada gambar ketiga adalah jam delapanan dimana jam tersebut terdiri dari 8 buah angka dengan angka terendah adalah 0 dan angka tertinggi adalah 7, sehingga anggota himpunan dari jam delapanan adalah {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}. Sehingga, aturan yang berlaku untuk bilangan jam adalah:
Himpunan bilangan jam diawali dari angka 0 dan banyaknya anggota himpunan bilangan jam tersebut bergantung kepada jam berapaan yang digunakan.
Operasi Hitung Pada Bilangan Jam
Operasi hitung pada bilangan jam tidaklah sama dengan operasi hitung yang biasa kita lakukan untuk bilangan asli maupun bilangan cacah. Operasi hitung pada bilangan jam bergantung kepada jam berapaan yang diterapkan. Perhatikan contoh berikut ini:
Jika pada operasi hitung bilangan biasa 3 + 3 = 6, maka pada bilangan jam hasilnya akan berbeda-beda.
Jam empatan: 3 + 3 = 2
Jam enaman : 3 + 3 = 0
Jam Delapanan : 3 + 3 = 6
Operasi Hitung Penjumlahan pada Bilangan Jam
Sebagai contoh kita akan mencari hasil dari penjumlahan 4 + 3 pada jam enaman, langkah-langkahnya adalah:
Pertama-tama posisikan jarum jam pada angka 4 lalu kita putar searah jarum jam (ke kanan) sebanyak 3 angka.
Bisa dilihat dari gambar di atas bahwa hasil penjumlahan 4 + 3 = 1 (pada jam enaman).
Penting!!
Bila hasil dari penjumlahan sama dengan jenis jam bilangannya, maka hasil penjumlahan tersebut adalah 0. Sebagai contoh 3 + 3 pada jam enaman hasilnya adalah 0. 1 + 3 pada jam empatan hasilnya pastilah 0.
Bila hasil dari penjumlahan nilainya lebih besar daripada jenis jam bilangannya, maka hasil penjumlahannya dikurangi dengan bilangan jamnya. Sebagai contoh 2 + 4 pada jam limaan hasilnya adalah 1 (2 + 4 = 6 - 5 =1) kemudian 3 + 5 pada jam enaman hasilnya adalah 2 (3 + 5 = 8 - 6 = 2).
Pada operasi penjumlahan arah putaranya adalah ke kanan atau searah jarum jam.
Operasi Hitung Pengurangan pada Bilangan Jam
Untuk contoh mari kita coba melakukan pengurangan 1 - 3 pada jam enaman. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pertama-tama posisikan jarum jam pada angka 1 lalu kita putar ke arah kiri sebanyak 3 angka.
Dapat dilihat pada gambar di atas bahwa hasil akhir dari pengurangan 1 - 3 = 4 (pada jam enaman)
Penting!!
Jikalau pengurang nilainya lebih besar daripada yang dikurangi, maka bilangan yang dikurangi tersebut dijumlahkan dengan jam bilangannya. Sebagai contoh 4-6 pada jam tujuhan hasilnya adalah 5 karena konsepnya adalah 4 - 6 = (4 + 7) - 6 = 5
Dalam operasi pengurangan bilangan jam, arah putaran jam adalah ke kiri atau berlawanan dengan arah jarum jam.
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Kumpulan Contoh Soal Cerita Matematika Mengenai KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil)
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Materi kali ini berkaitan dengan pencerminan pada bangun datar. Pencerminan atau biasa disebut refleksi pada bangun datar merupakan sebuah transformasi atau perpindahan suatu titik pada bangun datar dengan menggunakan sifat benda dan bayangannya pada sebuah cermin datar. Oleh karenanya, kalian harus paham terlebih dahulu mengenai sifat-sifat pencerminan pada bangun datar yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Sifat-Sifat Pencerminan Pada Bangun Datar
Dari gambar yang ada di atas, kita dapat menyimpulkan sifat pencerminan sebagai berikut:
Objek dan bayangan akan selalu sama
Jarak setiap titik yang ada pada objek terhadap cermin, sama persis dengan jarak setiap titik yang ada pada bayangan terhadap cermin. (s=s')
Tinggi bayangan akan sama dengan tinggi bayangannya (h=h')
Garis yang menghubungkan tiap titik pada objek dengan titik yang ada pada bayangan akan selalu tegak lurus terhadap cermin.
Sekarang coba perhatikan contoh pencerminan bangun datar berikut ini:
Dari gambar tersebut kita dapat melihat sifat-sifat pencerminan sebagai berikut:
Luas segitiga PQR = Luas Segitiga P'Q'R' karena Segitiga PQR kongruen dengan Segitiga P',Q',R'
RA = R'A, PB = P'B, dan QC = Q'C artinya, jarak titik pada setiap sudut segitiga PQR terhadap cermin sama persis dengan jaraik titik pada setiap sudut segitiga P'Q'R' terhadap cermin.
Tinggi segitiga PQR sama dengan tinggi bayangannya (segitiga P'Q'R')
Ruas garis PP', QQ', dan RR' tegak lurus terhadap garis cermin AC
Melukis Bayangan Hasil Pencerminan Suatu Bangun Datar
Sebuah bangun dengan empat sisi ABCD dicerminkan terhadap cermin c. Perhatikan gambar dibawah ini serta langkah-langkah untuk melukis bayangannya.
Tahap pencerminan:
Buatlah garis dari titik C, memotong garis c tegak lurus di P.
Ukur CP = PC'
Buat garis dari titik B memotong garis c tegak lurus di Q.
Ukur BQ = QB'
Buat garis titik A memotong c tegak lurus di R
Ukur AR = RA'
Buat garis dari titik D memotong garis c tegak lurus di S
Ukur DS = SD'
Hubungkan masing-masing titik A', B', C', dan D'. Maka akan terbentuk segi empat A'B'C'D'. Selanjutnya, dapat kita katakan bahwa segi empat ABCD simetris dengan segiempat A'B'C'D' untuk membuktikanya silahkan kalian ukur kedua segiempat di atas dengan menggunakan penggaris. Apakah ukuran tiap sisi pada segiempat ABCD sama dengan tiap sisi pada segiempat A'B'C'D'?
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Jika kalian diperintahkan untuk membandingkan dua buah pecahan, misalkan 2/4 dengan 3/8 apakah kalian dapat menentukan bilangan pecahan mana yang lebih besar? Jika kalian tidak mengetahui konsep dasar pecahan tentunya kalian akan merasa kebingungan untuk menjawabnya. Sekarang kita misalkan pecahan tersebut sebagai sebuah kue. 2/4 artinya kita membagi sebuah kue menjadi 4 dengan ukuran sama besar dan hanya mengambil 2 potong. Sementara 3/8 artinya kita memotong kue menjadi 8 potong dengan ukuran sama besar kemudian kita hanya mengambil 3 potong saja. Amati gambar di bawah ini:
Dengan melihat gambar di atas kita bisa mengetahui bahwa 2/4 itu lebih besar daripada 3/8. Sekarang mari kita pelajari lebih jauh berbagai cara mengurutkan pecahan dalam matematika. Simak materi yang telah dirangkum rumus matematika dasar berikut ini:
Cara Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Penyebut
Mengurutkan atau membandingkan pecahan antara yang besar dan yang kecil dapat diketahui dengan cara menyamakan dahulu penyebutnya. Penyebut dari pecahan yang berbeda kita samakan terlebih dahulu dengan menggunkan faktor persekutuan dari penyebut yang ada.
Misalkan kita ingin membandingkan mana yang lebih besar antara 2/5 dengan 3/7 maka kita samakan dulu penyebutnya. Kita dapat menggunakan fktor persekutuan dari 5 dan 7 yaitu 35:
2/5 = 14/35
3/7 = 15/35
Karena 15 bagian lebih besar daripada 14 bagian, maka dapat disimpulkan bahwa 3/7 > 2/5
itu adalah cara yang bisa kalian lakukan untuk membandingkan dua buah pecahan. nah, sekarang kalian harus mencoba membandingkan dan mengurutkan pecahan dengan jumlah yang lebih banyak. mari kita coba urutkan pecahan berikut:
5/2, 4/3, 7/4, 2/8, dan 11/16
Kita cari dahulu KPK dari bilangan-bilangan penyebut yang ada pada pecahan-pecahan di atas, bilangan yang dapat dibagi dengan 2, 3, 4, 8, dan 16 adalah 48. mari kita rubah pecahan di atas menjadi:
5/2 = 120/48
4/3 = 64/48
7/4 = 84/48
2/8 = 12/48
11/16 = 33/48
barulah bisa kita urutkan dari yang terbesar:
120/48 > 84/48 > 64/48 > 33/48 > 12/48
maka urutan dari pecahan di ats dari yang terbesr menuju yang terkecil adalah 5/2, 7/4, 4/3, 11/16, 2/8
Selain dengan cara di atas, ada cara lain yang bisa kalian lakukan guna mengurutkan bilangan-bilangan pecahan yaitu dengan menyamakan pembilangnya. berikut penjelasannya.
Cara Mengurutkan Pecahan dengan Menyamakan Pembilang
Coba kalian perhatikan gambar berikut ini:
Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa ketika ada pecahan yang memiliki pembilang sama, maka pecahan yang memiliki penyebut lebih kecil nilainya menjadi lebih besar daripada pecahan yang memiliki nilai penyebut besar. Coba kalian perhatikan urutan pecahan di bawah ini:
2/3 > 2/4 > 2/5 > 2/6 > 2/7 > 2/8 > 2/9 > 2/10
Bagaimana? Sudah mengerti?
Yuk mari kita belajar langsung cara menyelesaikan soal pecahan dengan menyamakan pembilangnya.
Misalkan kalian ingin mengurutkan pecahan 2/5, 3/4, dan 8/6 maka kita bisa menyamakan pembilangnya dengan menggunakan KPK dari 2, 3, dan 8 yaitu 24
2/5 = 24/60
3/4 = 24/32
8/6 = 24/18
Ingat, bila pembilangnya sama, maka pecahan dengan penyebut terbesar memiliki nilai yang lebih kecil. Maka kita bisa mengurutkan ketiga pecahan di atas dari yang terkecil menjadi:
24/60 < 24/32 < 24/18 atau 2/5 < 3/4 < 8/6
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Pilihlah jawaban yang paling benar!
Isilah titik-titik pada soal di bawah ini dengan jawaban yang benar!
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Rumus Cara Menghitung Perkalian dan Pembagian Pecahan
Perkalian Sesama Bilangan Pecahan Biasa
Perkalian Bilangan Pecahan Biasa dengan Bilangan Bulat
Pembagian Bilangan Pecahan Biasa
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Berikut adalah gambar urutan satuan panjang dalam matematika:
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Pilihan Ganda
Isilah titik-titik dengan jawaban yang benar!
Jawablah soal cerita di bawah ini dengan benar!
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Contoh Soal Pengukuran Satuan Waktu dan Pembahasannya
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Cara Mudah Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Campuran
Cara Pertama
Cara Kedua
Cara Mudah Mengubah Pecahan Campuran Menjadi Pecahan Biasa
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Cara Mudah Mengubah Pecahan Biasa ke Dalam Bentuk Persen dan Desimal
Cara Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Persen
Cara Mengubah Persen Menjadi Pecahan Biasa
Cara Mengubah Pecahan Menjadi Bentuk Desimal
Cara Mengubah Bilangan Desimal ke Dalam Bentuk Pecahan Biasa
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com
Penjumlahan bilangan pecahan biasa
Untuk menjumlahkan bilangan pecahan yang memiliki penyebut sama sangatlah mudah. Kalian cukup menjumlahkan angka yang ada di bagian atas atau biasa dinamakan sebagai "pembilang". Pahami contoh penjumlahan pecahan berikut ini:
1/2 + 3/2 = 4/2
Sedangkan untuk menjumlahkan pecahan yang kedua penyebutnya berbeda maka kalian harus mengubah atau menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan bilangan pecahan tidak bisa dijumlahkan secara langsung apabila penyebutnya berbeda nilai. Simak contoh berikut:
1/5 + 2/3 = 3/15 + 10/15 = 13/15
Tips:
Pertama ubahlah terlebih dahulu pecahan tersebut agar penyebutnya menjadi sama yaitu dengan menggunakan KPK dari kedua penyebut itu. Seperti pada operasi hitung di atas KPK dari 3 dan 5 adalah 15
Apabila penyebut dikalikan dengan suatu bilangan maka pembilangnya pun harus dikalikan juga.
Penjumlahan pada bilangan pecahan campuran
Pecahan campuran merupakan perpaduan antara bilangan asli dan bilangan campuran. Operasi hitung pada bilangan pecahan campuran bisa dilakukan seperti ini:
Tips:
Ubahlah dahulu bilangan pecahan campuran menjadi pecahan biasa
Lalu ubah penyebutnya agar sama dengan menggunakan kpk dari kedua penyebut
Jumlahkan kedua pecahan
Hasilnya kemudian disederhanakan kembali menjadi pecahan campuran
Pengurangan bilangan pecahan
Pengurangan bilangan pecahan biasa
Konsep pengurangan pada bilangan pecahan biasa sama saja seperti pada penjumlahan. Bila penyebutnya sama tinggal kita kurangkan saja angka yang ada di atas. Contohnya:
9/6 - 2/6 = 7/6
Untuk bilangan pecahan yang penyebutnya berbeda pun sama, kita harus menyamakan penyebutnya dengan mencari kpk dari kedua bilangan penyebut itu. Contohnya:
4/2 - 2/6 = 24/12 - 4/12 = 20/12
Pengurangan bilangan pecahan campuran
Caranya sama saja seperti pada penjumlahan pecahan campuran. Kita harus mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dahulu. Lalu disamakan penyebutnya. Setelah dikurangkan, hasilnya disederhanakan. Seperti pada contoh berikut ini:
kurang lebih seperti itulah konsep Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan Matematika SD Kelas 4 . Saya harap kalian dapat memahami materi yang telah disamaikan di atas dengan baik sheingga nantinya mampu mengerjakan soal-soal tentang bilangan pecahan dengan mudah.
Sumber : http://www.rumusmatematikadasar.com